Senin, 04 Juni 2012

Hydrocephalus


BAB I
PENDAHULUAN
Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal sebagai penyeban penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembanga maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan keperawatan yang khusus.
Penyakit ini semakin populer saja. Berita seorang anak yang menderita kelainan otak ini tak jarang menghias di berbagai media di Tanah Air. Kondisi fisik penderita memang sangat memprihatinkan dan menyentuh hati nurani, terlebih penyakit ini banyak diderita oleh orang yang berasal dari keluarga yang tidak mampu. Akibatnya, penanganan penderita sering terlambat dan tidak memungkinkan lagi dilakukan tindakan bedah.
Secara anatomi, di dalam ruang tengkorak, selain terdapat jaringan otak, juga terdapat struktur pembuluh darah dan cairan otak. Cairan otak terletak di dalam ruang khusus yang disebut sebagai ventrikel dan diproduksi oleh sel-sel dalam ventrikel yang dikenal sebagai pleksus khoroideus. Jumlah produksi cairan tersebut pada manusia adalah 0,35 mililiter (ml) setiap menit atau 500 ml sehari. Cairan itu secara teratur diproduksi dan mengalir dari ventrikel satu ke yang lain, ke luar di sekitar otak, rongga sumsum tulang belakang kemudian di serap ke pembuluh darah balik. Sirkulasi, produksi, dan penyerapan cairan otak pertama kali diteliti oleh Cotugno pada tahun 1764.
Hydrocephalus dibawa sejak lahir atau diperoleh. Hydrocephalus congenital (sejak lahir) hadir pada kelahiran dan mungkin disebabkan oleh kejadian-kejadian atau pengaruh-pengaruh yang terjadi selama perkembangan janin, atau kelainan-kelainan genetik. Hydrocephalus yang diperoleh berkembang pada saat kelahiran atau suatu ketika setelahnya. Tipe hydrocephalus ini dapat mempengaruhi individu-individu dari semua umur dan mungkin disebabkan oleh luka atau penyakit.
BAB II
1.      Pengertian Hydrocephalus
Hydrocephalus adalah akumulasi abnormal cairan cerebrospinal di dalam otak. Cairan ini sering meningkatkan tekanan sehingga dapat memeras dan merusak otak. Pada normalnya cairan otak itu diproduksi dan diserap dengan seimbang. Jadi, begitu serapannya terganggu akibat suatu proses, seperti penumpukan cairan di otak, maka terjadilah hydrocephalus.
Hydrocephalus berkembang jika aliran cerebro spinal terhambat pada tempat sepanjang perjalanannya, timbulnya hydrocephalus akibat produksi yang berlebihan cairan serebrospinal dianggap sebagai proses yang intermiten setelah suatu infeksi atau trauma. Ini dapat terjadi kelainan yang progresif pada anak-anak yang disebabkan oleh papiloma pleksus, yang dapat diatasi dengan operasi.
Hydrocephalus terkadang disebut “air di dalam otak'. (kata ‘hydrocephalus' berasal dari bahasa Yunani yang artinya “kepala berair”). Hydrocephalus dapat terjadi sebelum lahir atau setelah lahir. Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada anak usia dibawah 6 tahun.

2.      Klasifikasi Hydrocephalus

a.       Menurut gambaran klinik
Dikenal hydrocephalus yang manifes (Overt hydrocephalus) dan hydrocephalus yang tersembunyi (Occult hydrocephalus). Hydrocephalus yang nampak jelas dengan tanda-tanda klinis yang khas disebut hydrocephalus manifes, sementara itu hydrocephalus dengan ukuran yang normal disebut hydrocephalus yang tersembunyi.
b.      Menurut waktu pembentukan
Dikenal dengan hydrocephalus congenital dan hydrocephalus akuisita. Hydrocephalus yang terjadi pada neonatus atau yang berkembang selama intra-uterin disebut hydrocephalus congenital sedangkan hydrocephalus yang terjadi karena cidera kepala selama proses kelahiran disebut hydrocephalus infantil, sedangkan hydrocephalus akuisita adalah hydrocephalus yang terjadi setelah masa neonatus atau disebabkan oleh faktor-faktor lain setelah masa neonatus.
c.       Menurut proses pembentukan
Dikenal hydrocephalus akut yaitu hydrocephalus yang terjadi secara mendadak sebagai akibat obstruksi atau gangguan absorpsi cairan serebro spinal, dan hydrocephalus kronik yaitu apabila perkembangan hydrocephalus terjadi setelah aliran cairan serebro spinal mengalami obstruksi beberapa minggu.
d.      Menurut sirkulasi cairan serebro spinal
Dikenal hydrocephalus komunikans dan Hydrocephalus non-komunikans. Hydrocephalus komunikans adalah hydrocephalus yang memperlihatkan adanya hubungan antara cairan serebro spinal system ventrikulus dan cairan serebro spinal dari ruang subarachnoid, hydrocephalus non-komunikans berarti cairan serebro spinal system ventrikulus tidak berhubungan dengan cairan serebro spinal ruang subarachnoid.

3.      Faktor Penyebab
Hydrocephalus dapat berhubungan dengan beberapa sebab termasuk cacat sejak lahir, pendarahan di otak, infeksi, meningitis, tumor, atau cedera kepala. Banyak bentuk dari hydrocephalus adalah hasil dari terhambatnya cairan cerebrospinal di ventrikel (di otak bagian tengah.
Pada cacat sejak lahir, kerusakan fisik dari aliran cairan ke ventrikel biasanya menyebabkan hydrocephalus. Hydrocephalus biasanya mendampingi cacat sejak lahir yang disebut spina bifida (meningomyelocele).
Melihat banyaknya kasus hydrocephalus yang terungkap akhir-kahir ini, sepertinya ada keadaan bahwa semakin buruk kondisi ekonomi sebuah keluarga semakin banyak atau besar kemungkinan tertimpa kasus hydrocephalus. Lebih dari 90 persen penyakit ini diderita oleh keluarga yang kurang mampu.
4.       Pengobatan dan pencegahan Hydrocephalus
1.      Pengobatan
Pengobatan hydrocephalus meliputi operasi pemasangan pipa untuk memperlancar aliran cairan yang berlebih dan mengurangi tekanan ke otak. Pipa tersebut fleksible, berupa tabung plastik dengan katup satu arah. Pipa dipasang ke dalam sistem ventrikel pada otak untuk membelokkan alian cairan ke bagian lain dari tubuh, sehingga cairan akan mengalir dan diabsorbsi ke dalam aliran darah.
Setelah selang terpasang, harus rutin dicek apakah selang berfungsi secara baik atau tidak, sebab bisa terganggu oleh infeksi, kulit bisa bernanah, bisa juga tersumbat karena kecil sekali, bisa juga lepas, sehingga harus kontrol, pertama sebulan sekali, tiga bulan, enam bulan, kemudian setahun. Selang tersebut dipasang seumur hidup.
Prognosis penderita hydrocephalus tergantung pada penyebabnya dan waktu diagnosa dan pengobatan. Banyak penderita hydrocephalus anak-anak hidup normal dengan batasan dan kekurangan yang minim. Pada beberapa kasus kerusakan kognitif pada fungsi bahasa dan non- bahasa bisa terjadi. Masalah infeksi karena pemasangan pipa atau tidak berfungsinya alat perlu dilakukan operasi revisi.
2.      Pencegahan
Tidak ada pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Namun secara umum, penjagaan kesehatan bagi para ibu hamil dan menyusui sangat diperlukan. Para ibu hamil dan menyusui di harapkan memperhatikan gizi makanan mereka agar memiliki daya tahan tubuh yang baik, sehingga anaknya dapat terhindar dari penyakit hydrocephalus ini.
Jika mengetahui secara dini tanda-tanda hydrocephalus pada anak, segera periksa ke dokter, dan tangani sampai tuntas.
Jika tidak dilakukan tindakan maka hidrosefalus dapat menyebabkan kerusakan otak, gangguan fisik dan mental bahkan kematian. Dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat maka anak dengan hidrosefalus dapat pulih kembali.

Pelaksanaan yang akan dilakukan sesuai dengan perencanaan berdasarkan teori yaitu :
1.       Mencegah komplikasi.
a.       Mengukur lingkar kepala setiap 8 jam.
b.      Memonitor kondisi fontanel.
c.       Mengatur posisi anak miring kearah yang tidak dilakukan tindakan operasi.
d.      Menjaga posisi kepala tetap sejajar dengan tempat tidur untuk ,menghindari tekanan intracranial yang tiba-tiba.
e.      Observasi dan nilai fungsi neurologist tiap 15 menit hingga tanda-tanda vital stabil.
f.        Melaporkan segera setiap perubahan tingkah laku misalnya : mudah terstimulasi, menurunnya tingkat kesadaran, atau perubahan tanda-tanda vital.
g.       Menilai keadaan balutan terhadap adanya perdarahan dan daerah sekitar operasi terhadap tanda-tanda kemerahan dan pembengkakan setiap 15 menit hingga tanda vital stabil, selanjutnya setiap  2 jam.
h.      Mengganti posisi setiap  2  jam dan jika perlu gunakan matras yang berisi udara untuk mencegah penekanan yang terlalu lama pada daerah tertentu.

2.        Mencegah terjadinya infeksi dan injury :
a.        Melaporkan segera jika terjadi perubahan tanda vital (meningkatnya temperature tubuh) atau tingkah laku.
b.      Memonitor daerah sekitar operasi terhadap adanya tanda-tanda kemerahan atau pembengakakan.
c.       Mempertahankan kondisi terpasangnya shunt tetap baik, jika kondisi shunt yang tidak baik maka segera berkolaborasi untuk pengangkatan atau penggantian shunt.
d.      Melakukan pemijitan pada selang shunt untuk menghindari sumbatan pada awalnya.

3.        Membantu penerimaan orang tua tentang keadaan anak dan dapat beradaptasi :
a.       Memberikan kesempatan pada orang tua atau anggota keluarga untuk mengekspresikan perasaan.
b.      Menghindari dalam memberikan pernyataan yang negative.
c.       Menunjukan tingkah laku yang memerima keadaan anak (menggendong, berbicara dan memberikan kenyamanan pada anak).
d.      Memberikan dorongan pada orang tua untuk membentu perawatan anak, ijinkan orang tua melakukan perawatan pada anak dengan optimal.
e.      Menjelaskan seluruh tindakan dan pengobatan yang dilakukan.
f.        Memberikan dukungan pada tingkah laki orang tua yang positif.
g.       Mendiskusikan tingkah laku orang tua yang menunjukkan adanya frustasi.

5.      Diagnosis
Hydrocephalus didiagnosa melalui evaluasi neurological klinis dan dengan menggunakan teknik-teknik pencitraan cranial seperti ultrasonography, computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), atau teknik-teknik pengamatan tekanan. Dokter memilih alat diagnostik yang tepat berdasarkan pada umur individu, presentasi klinis, dan kehadiran dari kelainan-kelaian yang diketahui atau dicurigai dari otak atau spinal cord (sumsum tulang belakang).
Selain dari gejala-gejala klinik, keluhan pasien maupun dari hasil pemeriksaan fisik dan psikis, untuk keperluan diagnostik hidroscephalus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang, yaitu :
1.       Rontgen foto kepala
Dengan prosedur ini dapat diketahui:
a.       Hidrosefalus tipe kongenital/infantile, yaitu: ukuran kepala, adanya pelebaran sutura, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial kronik berupa imopressio digitate dan erosi prosessus klionidalis posterior.
b.      Hidrosefalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah menutup maka dari foto rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intrakranial.
-          Transimulasi
Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka, pemeriksaan ini dilakukan dalam ruangan yang gelap setelah pemeriksa beradaptasi selama 3 menit. Alat yang dipakai lampu senter yang dilengkapi dengan rubber adaptor. Pada hidrosefalus, lebar halo dari tepi sinar akan terlihat lebih lebar 1-2 cm.
-           Lingkaran kepala
Diagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika penambahan lingkar kepala melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart (jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam kurun waktu 2-4 minggu. Pada anak yang besar lingkaran kepala dapat normal hal ini disebabkan oleh karena hidrosefalus terjadi setelah penutupan suturan secara fungsional.Tetapi jika hidrosefalus telah ada sebelum penutupan suturan kranialis maka penutupan sutura tidak akan terjadi secara menyeluruh.
-          Ventrikulografi
Yaitu dengan memasukkan konras berupa O2 murni atau kontras lainnya dengan alat tertentu menembus melalui fontanela anterior langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup untuk memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor pada kranium bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat sulit, dan mempunyai risiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas CT Scan, prosedur ini telah ditinggalkan.
-          Ultrasonografi
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG diharapkan dapat menunjukkan system ventrikel yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG pada penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT Scan.
-          CT Scan kepala
Pada hidrosefalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan adanya pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari occipital horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS. Pada hidrosefalus komunikans gambaran CT Scan menunjukkan dilatasi ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan.





6.      Program Penelitian
Kulit kepala tampak tipis dan dijumpai adanya pelebaran vena-vena subkutan. Pada perkusi kepala anak akan terdengar suara “cracked pot”, berupa seperti suara kaca retak. Selain itu juga dijumpai gejala-gejala lain seperti gangguan tingkat kesadaran, muntah-muntah, retardasi mental, kegagalan untuk tumbuh secara optimal.
Pada pasien-pasien tipe ini biasanya tidak dijumpai adanya papil edema, tapi pada tahap akhir diskus optikus tampak pucat dan penglihatan kabur. Secara pelan sikap tubuh anak menjadi fleksi pada lengan dan fleksi atau ekstensi pada tungkai. Gerakan anak menjadi lemah, dan kadang-kadang lengan jadi gemetar.
Description: D:\umum\titipan\hidrocephalus_files\hydrocephalus.jpg

Gambar 1. Anak dengan Hydrocephalus Kongenital













BAB III
KESIMPULAN

a.       Para ibu hamil dan menyusui di harapkan memperhatikan gizi makanan mereka agar memiliki daya tahan tubuh yang baik, sehingga anaknya dapat terhindar dari penyakit hydrocephalus.
b.      Hidrosefalus adalah suatu keadaan dimana terjadi penambahan volume dari cairan serebrospinal (CSS) di dalam ruangan ventrikel dan ruangan sub arakhnoid.
c.       Hydrocephalus disebabkan oleh karena terdapat produksi cairan serebrospinal yang berlebihan, obstruksi jalur cairan cerebrospinal maupun gangguan absorpsi cairan serebrospinal.
d.      Hydrocephalus berkembang jika aliran serebro spinal terhambat pada tempat sepanjang perjalanannya, timbulnya Hydrocephalus akibat produksi yang berlebihan cairan serebro spinal dianggap sebagai proses yang intermiten setelah suatu infeksi atau trauma.
e.       Hydrocephalus didiagnosa melalui evaluasi neurological klinis dan dengan menggunakan teknik-teknik pencitraan cranial seperti ultrasonography, computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), atau teknik-teknik pengamatan tekanan.













DAFTAR PUSTAKA