Kamis, 08 Mei 2014

URANUS



URANUS
Uranus adalah planet terbesar ketiga di tata surya ukurannya 4 kali besar daripada Bumi, tetapi terletak sedemikian jauh sehingga hampir tidak terlihat. Jarak Uranus ke matahari 19 kali jarak Bumi ke matahari. Akibatnya, Uranus hanya menangkap sedikit cahaya dan panas matahari. Uranus benar-benar merupakan planet yang dingin dan gelap. Suhu di puncak-puncak awannya berkisar -200oC. Uranus ditemukan dengan bantuan teleskop. Planet ini tersembunyi di balik awan dan metana. Uranus mengedari matahari dengan posisi rebah. Kemiringan porosnya mencapai 98oC dari posisi vertikal sehingga kutub utaranya sedikit menunjuk ke arah selatan.

Bagian-bagian Uranus
Komposisi                                                         
Uranus komposisinya sama dengan Neptunus dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari raksasa gas yang lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang menempatkannya dalam kategori yang berbeda, "raksasa es". Atmosfer Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari hidrogen dan helium, mengandung banyak "es" seperti air, amonia dan metana, bersama dengan jejak hidrokarbon. Atmosfernya itu adalah atmofer yang terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer planet itu punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks dan dianggap bahwa awan terendah terdiri atas air dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri dari metana. Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas es dan bebatuan.

Sistem Cincin
Uranus mempunyai sistem cincin planet yang rumit, yang merupakan sistem kedua yang ditemukan di Tata Surya setelah cincin Saturnus. Cincin-cincin tersebut tersusun dari partikel yang sangat gelap, yang beragam ukurannya dari mikrometer hingga sepersekian meter. Tiga belas cincin yang berbeda saat ini diketahui, yang paling terang adalah cincin ε (epsilon). Sebagian besar dari cincin Uranus memiliki lebar 1 – 10 km, sementara cincin epsilon yang ada di bagian luar Uranus adalah yang paling lebar dan paling eksentrik. Cincin epsilon tersebut berada pada jarak 20 km – 96 km.
Partikel penyusun cincin Uranus yang terlihat dari Bumi memiliki ukuran yang hampir sama dengan cincin utama Saturnus yakni ~1cm – 10 m. Namun di bagian cincin epsilon, susunannya terdiri dari balok-balok es yang berukuran beberapa kaki. Cincin epsilon juga ditemukan memiliki warna abu-abu, dengan satelit Cordelia dan Ophelia bertindak sebagai satelit penggembala bagi cincin tersebut.
Bulan Desember 2005, pengamatan landas bumi dari Keck Observatory dan pengamatan landas angkasa Hubble Space Telescope berhasil mengungkap keberadaan cincin terluar di Uranus yang jaraknya 2 kali jarak cincin epsilon. Penemuan tersebut bisa terjadi karena pada saat itu, cincin Uranus tampak dekat dengan Bumi dan pada tahun 2007 lalu cincin tersebut tampak tepiannya dari Bumi. Kondisi ini memberi kesempatan bagi para pengamat di Bumi untuk melihat cincin yang redup. Dua cincin yang ditemukan oleh Hubble tersebut menambah jumlah cincin di Uranus menjadi 13.

Sistem cincin uranus
Hal menarik lainnya dari cincin terluar Uranus ini adalah warnanya. Dari kedua cincin baru itu, cincin terluar yang berada pada jarak 97700 km dari pusat planet itu berwarna biru sementara cincin yang di bagian dalam yang berada pada jarak 67300 km berwarna merah. Dengan demikian diperkirakan cincin yang terluar itu terdiri dari partikel-parikel yang sangat kecil yang berasal dari partikel debu dan air es yang terlontar keluar dari Mab, satelit Uranus. Mab, selain berbagi partikel untuk menyusun cincin terluar Uranus, ia juga berbagi orbit dengan cincin tersebut.
Orbit dan Rotasi
Periode evolusi uranus adalah 84 tahun. Akibatnya, Uranus akan berada pada sisi terang selama 42 tahun dan kegelapan di sisi lainnya selama 42 tahun. Dengan demikian misteri wajah lain Uranus baru akan terkuak setelah 42 tahun. Jarak rata – ratanya dari Matahari kira-kira 3 milyar km (sekitar 20 SA atau 2875 juta km). Intensitas sinar matahari di Uranus sekitar 1/400 yang ada di Bumi. Uranus mempunyai jari-jari ekuator dan kutub masing-masing 25 559 ± 4 dan 24 973 ± 20 km. Permukaan ini akan digunakan di seluruh artikel ini sebagai titik nol untuk ketinggian.
Periode rotasi Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Akan tetapi, seperti semua raksasa gas lainnya, atmosfer atasnya mengalami angin badai yang sangat kuat pada arah rotasi. Akibatnya, pada beberapa garis lintang, seperti dua per tiga lintang dari khatulistiwa ke kutub selatan, fitur-fitur atmosfer itu yang nampak bergerak jauh lebih cepat, menjadikan rotasi penuhnya sekecil 14 jam.
Satelit

Sampai saat ini, Uranus memiliki 27 satelit alam yang telah diketahui. Lima satelit utamanya adalah Miranda, Ariel,Umbriel, Titania dan Oberon (Oberon tidak terlihat dalam gambar). Faktanya, sistem satelit di Uranus (Atau bisa disebut Uranian) termasuk salah satu yang kurang masif diantara sistem satelit planet gas lain.
Satelit terbesar Uranus, Titania, radiusnya “hanya” 788,9 km, kira-kira hampir setengah jari-jari Bulan. Titania juga satelit kedelapan terbesar di Tata Surya. Komposisinya berupa es dan debu dengan rasio 50:50, es di sana berupa amonia dan karbon dioksida. Ariel, diperkirakan yang paling muda diantara satelit-satelit utama Uranus, sedangkan Umbriel diperkirakan yang tertua.



Medan Magnet


Medan magnet Uranus seperti dilihat oleh Voyager 2 pada tahun 1986. S dan N adalah kutub selatan dan utara magnetik. Di magnetosfer Uranus terdapat partikel bermuatan: proton dan elektron dengan sejumlah kecil ion H2+. Tidak ada ion yang lebih berat yang terdeteksi. Banyak partikel ini mungkin berasal dari korona atmosfernya yang panas. Energi ion dan elektron masing-masing bisa setinggi 4 dan 1,2 megaelektronvolt. Kerapatan ion berenergi rendah (di bawah 1 kiloelektronvolt) di magnetosfer dalam adalah sekitar 2 cm−3. Uranus mempunyai aurora yang terbentuk dengan baik, yang terlihat sebagai busur yang terang di sekitar kedua kutub magnetik. Namun, tidak seperti pada Jupiter, Uranus auroranya nampak tidak penting bagi keseimbangan energi termosfer planetnya.
Iklim
Pada panjang gelombang ultraviolet dan cahaya nampak, atmosfer Uranus nampak biasa sekali dibandingkan dengan raksasa gas lain, bahkan dengan Neptunus, yang sangat mirip dengannya dari segi lain. Saat Voyager 2 terbang mendekati Uranus pada 1986, ia mengamati total 10 fitur awan di seluruh bagian planet itu. Satu penjelasan yang diajukan atas kurangnya fitur ini adalah bahwa panas internal Uranus nampak jelas lebih rendah daripada panas internal planet-planet raksasa lain. Suhu terendah yang tercatat di tropopause Uranus adalah 49 K, menjadikan Uranus planet terdingin dalam Tata Surya, lebih dingin daripada Neptunus
nampak bahwa kemiringan sumbu Uranus yang ekstrim menyebabkan variasi musim yang ekstrim pada cuacanya.


Penemuan
Penemu
Tanggal ditemukan
Penamaan
Ciri-ciri orbit[1][a]
3.004.419.704 km
20,083 305 26 
SA
2.748.938.461 km
18,375 518 63 SA
2.876.679.082 km
19,229 411 95 SA
0,044 405 586
30.799,095 hari
84,323 326
tahun
42,718 Uranus
solar days[2]
369,66 hari[3]
Kecepatan orbit rata-rata
6,81 km/s[3]
142,955 717°
0,772 556° dari ekliptika
6,48° dari ekuator
Matahari
1,02° dari
bidang invariabel[4]
73,989 821°
96,541 318°
27
Ciri-ciri fisik
Jari-jari khatulistiwa
25.559 ± 4 km
4,007 Bumi
[5][c]
Jari-jari kutub
24.973 ± 20 km
3,929 Bumi
[5][c]
0,022 9 ± 0,000 8[b]
8,115 6×109 km²[6][c]
15,91 Bumi
6,833×1013 km³[3][c]
63,086 Bumi
(8,6810 ± 0,0013)×1025 kg
14,536 Bumi
[7]
GM=5 793 939 ± 13 km³/s²
Massa jenis rata-rata
1,27 g/cm³[3][c]
8,69 m/s²[3][c]
0,886 
g
21,3 km/s[3][c]
0,718 33 hari
17
j 14 men 24 s[5]
Kecepatan rotasi
2,59 km/s
9.320 km/jam
97,77°[5]
Asensio rekta bagi Kutub Utara
17 j 9 m 15 d
257,311°
[5]
Deklinasi bagi Kutub Utara
−15,175°[5]
0,300 (terikat)
0,51 (
geometrik)[3]
Suhu permukaan
   level 1 
bar[9]
   0,1 bar
(
tropopause)[10]
min
rata-rata
maks

76 K

49 K
53 K
57 K
5,9[8] sampai 5,32[3]
3,3"–4,1"[3]
27,7 km[3]
Komposisi
(Di bawah 1,3 bar)
83 ± 3%
Hidrogen (H2)
15 ± 3%
2,3%
0,009%
(0,007–0,015%)
Es:





Metana (CH4)

Referensi:
en.wikipedia.org,  astro-observer.com, voyager.jpl.nasa.gov, lasp.colorado.edu